Rangkuman
- Dispersi adalah penyebaran merata dua fase.
Kedua fase terdiri atas fase zat yang didispersikan (fase terdispersi atau fase
dalam) dan fase pendispersi (medium pendispersi atau fase luar).
- Sistem
koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi (+Campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Sistem koloid terdiri atas fase
terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang
didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu
(terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinyu.
-
Larutan merupakan campuran yang bersifat homogen.
Ukuran partikel zat terlarut di dalam suatu larutan lebih kecil 10-7
(<1nm)>.
-
Suspensi adalah disperse zat padat dalam air atau
campuran heterogen yang terdiri dari partikel-partikel padat dalam suatu cairan
yang bila dibiarkan akan mengendap ke bawah karena pengaruh gravitasi. Zat
terdispersi pada suspensi merupakan zat padat berukuran cukup besar. Oleh
karena zat terdispersi memiliki ukuran yang cukup besar, medium pendispersi
(air) tidak mampu menahannya sehingga padatan tersebut mengendap. Ukuran
partikel zat yang terdispersi dalam suspensi lebih besar dari 10-5 cm (> 100
nm) sehingga masih dapat diamati. Contoh : pasir dilarutkan dalam air.
-
Koloid disebut juga disperse koloid atau suspensi
koloid, adalah campuran yang ukuran partikelnya terletak antara suspensi dan
larutan sejati. Ukuran partikel koloid lebih kecil dibandingkan
partikel-partikel suspensi, tetapi lebih besar dibandingkan partikel-partikel
larutan. Ukuran partikel koloid antara 10-7 - 10-5 cm (1 nm – 100 nm).
-
Berdasarkan fase pendispersi dan fase
terdispersi sistem koloid dapat digolongkan menjadi : aerosol, sol, emulsi,
buih dan gel.
-
Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya,
sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid dapat diamati dari samping
-
Jika diamati dengan mikroskop ultra, ternyata
partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak patah – patah yang disebut
gerak brown. Gerak brown terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul
medium dengan partikel koloid
-
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lain
pada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya yang relatif besar, maka
koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
-
Adsorpsi ion – ion oleh partikel koloid membuat
partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak
– menolak di antara partikel koloid, sehingga menjadi stabil ( tidak mengalami
sedimentasi )
-
Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan
elektroforesis, yaitu pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
-
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi.
Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan
elektrolit. Penambahan elektrolit akan menetralkan muatan koloid sehingga
faktor yang menstabilkannya hilang.
-
Campuran koloid dapat dipisahkan dari ion – ion
atau partikel terlarut lainnya melalui dialisis.
-
Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan
atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang
kuat dengan mediumnya, sebaliknya pada koloid liofob interaksi tersebut tidak
ada atau sangat lemah.
-
Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid, yaitu adsorpsi dan
koagulasi. Pada pengolahan air bersih digunakan tawas ( aluminium sulfat ),
kaporit ( klorin ), dan kapur.
No comments:
Post a Comment