Tuesday, March 5, 2013

 

PERTEMUAN I



Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri larutan sejati.
2.      Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri koloid.
3.      Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri suspensi.
4.      Siswa dapat membedakan antara koloid, suspensi dan laurtan sejati berdasarkan contoh   
       kehidupan sehari-hari.
5.      Siswa dapat mengelompokkan delapan jenis sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase
       pendispersi.
6.      Siswa dapat menentukan contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan jenis-jens
       koloid.

      SISTEM DISPERSI
Dispersi adalah penyebaran merata dua fase. Kedua fase terdiri atas fase zat yang didispersikan (fase terdispersi atau fase dalam) dan fase pendispersi (medium pendispersi atau fase luar).
 1. Larutan 
Larutan merupakan campuran yang bersifat homogen dimana sistem dispersi memilki ukuran partikel-pertikel yang sangat kecil dengan ukuran lebih kecil dari  10-7 (< 1nm), sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunakaan mikroskop ultra.
Contoh : campuran antara gula dan air, larutan garam dapur, larutan pupuk urea,dan larutan cuka.

Gambar 1. Larutan Gula


2. Suspensi
Suspensi adalah dispersi zat padat di dalam air, dimana sistem dispersi berukuran relatif besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Ukuran partikel zat terdispersi di dalam suspensi lebih besar dari 10-5 cm (>100 nm) sehingga masih dapat diamati dengan mudah dan dapat disaring dengan kertas saring biasa.
Contoh : Campuran pasir dengan air, campuran bubuk kopi dengan air

 Gambar 2. Campuran Kopi Dengan Air

3. Koloid

Koloid adalah campuran yang ukuran partikel zat terdispersi (terlarut) di dalam koloid, terletak antara suspensi dan larutan sejati. Koloid disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid. Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dan medium pendispersi dengan ukuran tertentu.Sistem koloid tampak homogen jika dilihat tanpa mikroskop, tetapi dengan menggunakan mikroskop tampak adanya partikel-partikel fase terdispersi. Partikel zat terdispersinya berukuran antara 10-7 cm sampai dengan 10-5 cm (1nm – 100 nm).
Contoh : campuran susu dengan air, air sungai yang keruh

  Gambar 3. Susu

Tabel 1. Perbandingan  antara Suspensi, Koloid dan Larutan
Aspek
Suspensi
Koloid
Larutan
Campuran
Heterogen
Homogen
Homogen
Penampilan Fisis
a. Keruh
b.Partikel terdispersi
c. Dapat diamatai langsung
a. Keruh-jernih
b.Partikel terdispersi
c. Hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra
a. Jernih
b.Partikel terdispersi
c. Tidak dapat diamati dengan mikroskop ultra
Kestabilan(bila didiamkan)
Sukar terpisah (mengendap)
Sukar terpisah (relatif stabil)
Tidak terpisah (sangat stabil)
Cara Pemisahan
Filtrasi (disaring)
Hanya dapat disaring dengan penyaring ultra
Tidak dapat disaring
Fasa
Dua
Dua
Satu
Sistem dispersi
Partikel Kasar
Partikel Halus
Molekular
Ukuran Partikel
> 100 nm
1 – 100 nm
< 1 nm



       JENIS - JENIS KOLOID
Sistem koloid adalah campuran yang heterogen. telah diketahui bahwa terdapat tiga fase zat, yaitu padat, cair, dan gas. dari ketiga fase zat ini dapat dibuat sembilan kombinasi campuran fase zat, akan tetapi yang dapat membentuk sistem koloid hanya delapan. Kombinasi campuran fase gas dan gas selalu menghasilkan larutan dimana campurannya menjadi homogen (satu fase) sehingga tidak dapat membentuk sistem koloid

Tabel 2. Jenis-jenis Koloid
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Jenis (nama) Koloid
Contoh
a.       Padat

b.      Cair
c.       Gas

Padat
a.    Sol padat

b.    Emulsi padat
c.    Busa padat
a.      Gelas berwarna, intan hitam
b.     Keju, jeli dan mentega
c.      Batu apung dan karet busa
a.       Padat
b.      Cair

c.       Gas

Cair
a.       Sol
b.      Emulsi

c.       Buih
a.    Cat, tinta, sol,belerang
b.    Susu,santan,minyak ikan
c.    Krim kocok, buih sabun
a.     Padat
b.     Cair
          Gas
a.     Aerosol padat
b.     Aerosol cair
a.       Debu dan asap
b.      Awan dan kabut

Dari Tabel di atas dapat terlihat bahwa koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya santan, susu, es krim, debu, dan asap. Beberapa zat yang tidakdapat larut agar stabil dibuat koloid, misalnya bahan kosmetik (lipstick, pembersih, dan minyak rambut).
    
 Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat: debu buangan knalpot.
Jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Contoh aerosol cair: hairspray dan obat semprot.
Contoh  produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, hairspray, semprot obat nyamuk, farfum, cat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu CFC dan CO2.
                 
Gambar 4. Kabut (Cair-Gas)                                                       Gambar 5. Asap (Padat-Gas)
  

   Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol: putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu, kuningan, permata (gem).

Gambar 6. Kaca Berwarna (Padat-Padat)

      Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu
Emulsi minyak dalam air. Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks.
Emulsi air dalam minyak. Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi. Contoh emulsi padat: jelly, mutiara, opal.
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diproleh campuran stabil yang disebut emulsi.
                        








Gambar 7. Santan (Cair-Cair)                                              Gambar 8. Margarin (Cair-Padat)
     
 Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat.
Buih digunakan dalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakarn.
 Contoh buih cair : krim kocok (whipped cream), busa sabun.
Contoh buih padat : lava, biscuit.
Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat yang mengandung pembuih dan distabilkan oleh pembuih seperti sabun dan protein. Ketika buih tidak dikehendaki, maka buih dapat dipecah oleh zat-zat seperti eter, isoamil dan alkohol.
       
Gambar 9. Busa Sabun (Gas-Cair                                       Gambar 10. Batu Apung (Gas-Padat) 

Gel
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara, mentega.

Gambar 11. Agar-agar (padat-cair)

No comments:

Post a Comment