PERTEMUAN I
Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri larutan sejati.
2.
Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri koloid.
3.
Siswa dapat menentukan ciri-ciri koloid
4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri suspensi
4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri suspensi
5.
Siswa dapat membedakan antara koloid, suspensi dan
laurtan sejati berdasarkan
contoh kehidupan sehari-hari.
contoh kehidupan sehari-hari.
6.
Siswa dapat mencontohkan lima jenis sistem koloid
berdasarkan fase terdispersi
dan fase pendispersi.
dan fase pendispersi.
7.
Siswa dapat menentukan contoh koloid dalam kehidupan
sehari-hari berdasarkan
jenis-jenis koloid.
jenis-jenis koloid.
SISTEM
DISPERSI
Dispersi adalah penyebaran merata dua fase.
Kedua fase terdiri atas fase zat yang didispersikan (fase terdispersi atau fase
dalam) dan fase pendispersi (medium pendispersi atau fase luar).
1. Larutan
Larutan merupakan campuran yang bersifat homogen dimana sistem dispersi memilki ukuran partikel-pertikel yang sangat kecil dengan ukuran lebih kecil dari
10-7 (< 1nm), sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara
partikel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunakaan
mikroskop ultra.
Contoh : campuran antara gula dan air,
larutan garam dapur, larutan pupuk urea,dan larutan cuka.
Gambar
1. Larutan Gula
2. Suspensi
Suspensi
adalah dispersi zat padat di dalam air, dimana sistem dispersi berukuran relatif besar tersebar merata
di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Ukuran partikel zat terdispersi di dalam
suspensi lebih besar dari 10-5 cm (>100 nm) sehingga masih dapat
diamati dengan mudah dan dapat disaring dengan kertas saring biasa.
Contoh : Campuran pasir dengan air, campuran bubuk
kopi dengan air
Gambar
2. Campuran Kopi Dengan Air
3. Koloid
Koloid adalah campuran yang ukuran partikel zat terdispersi (terlarut) di dalam koloid,
terletak antara suspensi dan larutan sejati. Koloid disebut juga dispersi
koloid atau sistem koloid. Sistem
koloid terdiri atas fase terdispersi dan medium pendispersi dengan ukuran
tertentu.Sistem koloid tampak
homogen jika dilihat tanpa mikroskop, tetapi dengan menggunakan mikroskop
tampak adanya partikel-partikel fase terdispersi. Partikel zat terdispersinya
berukuran antara 10-7 cm sampai dengan 10-5 cm (1nm – 100
nm).
Contoh : campuran
susu dengan air, air sungai yang keruh
Gambar
3. Susu
Tabel 1. Perbandingan antara Suspensi, Koloid dan Larutan
Aspek
|
Suspensi
|
Koloid
|
Larutan
|
Campuran
|
Heterogen
|
Homogen
|
Homogen
|
Penampilan
Fisis
|
a.
Keruh
b.Partikel
terdispersi
c.
Dapat diamatai langsung
|
a.
Keruh-jernih
b.Partikel
terdispersi
c. Hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra
|
a.
Jernih
b.Partikel
terdispersi
c.
Tidak dapat diamati dengan mikroskop ultra
|
Kestabilan(bila didiamkan)
|
Sukar
terpisah (mengendap)
|
Sukar terpisah (relatif
stabil)
|
Tidak terpisah (sangat
stabil)
|
Cara Pemisahan
|
Filtrasi (disaring)
|
Hanya dapat disaring dengan
penyaring ultra
|
Tidak dapat disaring
|
Fasa
|
Dua
|
Dua
|
Satu
|
Sistem dispersi
|
Partikel Kasar
|
Partikel Halus
|
Molekular
|
Ukuran Partikel
|
> 100 nm
|
1 – 100 nm
|
< 1 nm
|
JENIS - JENIS KOLOID
Sistem koloid
adalah campuran yang heterogen. telah diketahui bahwa terdapat tiga fase zat,
yaitu padat, cair, dan gas. dari ketiga fase zat ini dapat dibuat sembilan
kombinasi campuran fase zat, akan tetapi yang dapat membentuk sistem koloid
hanya delapan. Kombinasi campuran fase gas dan gas selalu menghasilkan larutan
dimana campurannya menjadi homogen (satu fase) sehingga tidak dapat membentuk
sistem koloid
Tabel 2. Jenis-jenis Koloid
Fase Terdispersi
|
Medium Pendispersi
|
Jenis (nama) Koloid
|
Contoh
|
a. Padat
b. Cair
c. Gas
|
Padat
|
a. Sol padat
b. Emulsi padat
c. Busa padat
|
a.
Gelas
berwarna, intan hitam
b.
Keju, jeli dan mentega
c.
Batu
apung dan karet busa
|
a.
Padat
b.
Cair
c.
Gas
|
Cair
|
a. Sol
b. Emulsi
c. Buih
|
a. Cat, tinta, sol,belerang
b. Susu,santan,minyak ikan
c. Krim kocok, buih sabun
|
a.
Padat
b.
Cair
|
Gas
|
a.
Aerosol padat
b.
Aerosol cair
|
a. Debu dan asap
b.
Awan dan
kabut
|
Dari Tabel
di atas dapat terlihat bahwa koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
misalnya santan, susu, es krim, debu, dan asap. Beberapa zat yang tidakdapat
larut agar stabil dibuat koloid, misalnya bahan kosmetik (lipstick, pembersih,
dan minyak rambut).
Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang
terdispersi dalam gas disebut aerosol.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat
disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat: debu buangan knalpot.
Jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut
aerosol cair. Contoh aerosol cair: hairspray dan obat semprot.
Contoh produk yang dibuat dalam
bentuk aerosol, hairspray, semprot obat nyamuk, farfum, cat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu
bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh propelan aerosol yang banyak
digunakan yaitu CFC dan CO2.
Gambar 4. Kabut (Cair-Gas) Gambar 5. Asap (Padat-Gas)
Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang
terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol: putih telur, air lumpur,
tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi
dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu, kuningan,
permata (gem).
Gambar 6. Kaca Berwarna
(Padat-Padat)
Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu
Emulsi minyak dalam air. Contoh
emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks.
Emulsi air dalam minyak. Contoh emulsi air
dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak
bumi. Contoh emulsi padat: jelly, mutiara, opal.
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu
pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun dicampurkan kedalam campuran minyak dan
air, maka akan diproleh campuran stabil yang disebut emulsi.
Gambar 7. Santan (Cair-Cair) Gambar 8. Margarin (Cair-Padat)
Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan
sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat. Buih digunakan dalam proses pengolahan biji logam
dan alat pemadam kebakaran.
Contoh buih cair : krim kocok (whipped cream),
busa sabun.
Contoh buih padat : lava, biscuit.
Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas
ke dalam zat yang mengandung pembuih dan distabilkan oleh pembuih seperti sabun
dan protein. Ketika buih tidak dikehendaki, maka buih dapat dipecah oleh
zat-zat seperti eter, isoamil dan alkohol.
Gambar 9. Busa Sabun
(Gas-Cair Gambar 10. Batu
Apung (Gas-Padat)
Gel
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara, mentega.
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara, mentega.
Gambar 11. Agar-agar (padat-cair)
No comments:
Post a Comment