PERTEMUAN II
Tujuan Pembelajaran :
1.
Siswa dapat menyebutkan sifat koloid efek Tyndal.
2.
Siswa dapat menjelaskan sifat koloid gerak Brown.
3.
Siswa dapat menjelaskan sifat dialisis koloid.
4.
Siswa dapat memberikan contoh sifat emulsi koloid.
5.
Siswa dapat menentukan contoh sifat emulsi koloid
6.
Siswa dapat menjelaskan sifat koagulasi koloid
7. Siswa dapat menyebutkan koloid lifob dan liofil
7. Siswa dapat menyebutkan koloid lifob dan liofil
- Sifat – Sifat Koloid
1.
Efek Tyndall
Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid
disebut efek tyndall. Partikel koloid
dan suspensi cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan
partikel-partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.
Salah satu cara yang termudah untuk mengenali koloid dengan menjatuhkan
seberkas cahaya kepada objek. Larutan sejati akan meneruskan cahaya, sedangkan
sistem koloid akan menghamburkan cahaya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering
mengamati efek Tyndall ini, antara lain :
a.
Sorot
lampu mobil pada malam yang berkabut
b.
Sorot
lampu proyektor dalam gedung bioskop yang
berasap/berdebu, dan
c.
Berkas
sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut.
Gambar 12.
Penyelidikan Efek Tyndall
2. Gerak Brown
Apabila dispersi koloid diamati di bawah mikroskop dengan pembesar yang
tinggi maka akan tampak adanya partikel yang bergerak dengan arah yang acak
(tak berturan), gerkan –gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus. Gerakan
partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang
acak disebut gerak Brwon. Gerak
Brwon ini terjadi karena adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap
partikel terdispersi, sehingga partikel terdisperi akan terlontar. Adanya gerak
Brwon ini mengakibatkan partikel-partikel koloid relatif stabil meskipun
ukurannya relatif besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak sacara
terus-menerus, pengaruh dari gaya gravitasi kurang berarti.
Gambar
13. Sketsa gerak Brown di bawah mikrosko ultra
3. Adsorpsi
Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion
atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi
bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi (jika
penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi). Sebagai contoh,
penyerapan air oleh kapur tulis). Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi
ion positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As2S3
mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
Sifat
adsorpsi koloid ini telah dipergunakan dalam bidang proses pemurnian
gula tebu, pembuatan obat norit, dan proses penjernihan air minum.
Gambar 14. Proses Adsorpsi Fe(OH)3
dan As2S3
4.
Koloid Pelindung
Koloid
pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid
lainnya agar diperoleh koloid yang tidak rusak dan stabil. Suatu koloid dapat
distabilkan dengan menambahkan koloid lain disebut koloid pelindung. Koloid
pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat
lagi mengelompok. Contoh penerapan koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
a.
Pada
pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal
besar es atau gula
b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan koloid pelindung
c. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloid pelindung
besar es atau gula
b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan koloid pelindung
c. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloid pelindung
Gambar 15. Contoh Produk Yang Ditambahkan Koloid Pelindung
5.
Koagulasi
Dispersi koloid
dapat mengalami peristiwa penggumpalan atau
koagulasi. Peristiwa
koagulasi pada koloid dapat terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau
peristiwa kimia. Koagulasi
dapat terjadi karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit,
pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis.
Adapun proses koagulasi yang sengaja dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
adalah :
a. Perebusan telur : telur terjadi koagulasi karena dilakukan perebusan
a. Perebusan telur : telur terjadi koagulasi karena dilakukan perebusan
b. Pembuatan
yoghurt : pada fermentasi susu akan
terbentuk asam laktat yang menggumpal
dan berasa asam.
dan berasa asam.
c. Pembuatan
tahu : bubur kedelai ditambahkan larutan elektrolit yaitu CaSO4.2H2O
yang
disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
d. Pembuatan
lateks : getah karet digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format.
e.Pembentukan
delta : delta terbentuk dari hasil pencampuran air sungai yang mengandung
koloid tanah liat dan elektrolit yang berasal dari air laut.
koloid tanah liat dan elektrolit yang berasal dari air laut.
f. Penjernihan
air sungai.
6.
Dialisis
Kestabilan suatu koloid dapat
dipertahankan dengan menambahkan sedikit elektrolit dengan konsentrasi yang
tepat kedalam koloid tersebut. Bila konsentrasi elektrolit tidak tepat, maka
justru akan terbentuk ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid tersebut. Untuk
mencegah adanya ion-ion pengganggu ini ditempuh cara dialisis menggunakan
dialisato.
Pada proses dialisis, sistem koloid dimasukan dalam
kantong semipermiabel dan dicelupkan kedalam air yang mengalir terus menerus.
Kantong semipermiabel ini hanya dapat dilalui oleh ion-ion, sedangkan
partikel-partikel tidak dapat melewatinya. Ion-ion yang dikeluarkan dari
kantong ini larut dalam air dan mengikuti aliran air. Hal ini mengakibatkan
ion-ion yang ada disekitar kantong menembus keluar
Gambar
17. Proses Adsorpsi Fe(OH)3
dan As2S3
7.
Elektroforesis
Elektroforesis ialah peristiwa pemisahan partikel
koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. Jika
partikel-partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik, berarti partikel
koloid tersebut bermuatan listrik. Jika sepasang elektrode dimasukkan ke dalam
sistem koloid, partikel koloid yang bermuaran positif akan menuju elektrode
negatif (katode) dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju
elektrode positif (anode). Pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan
listrik ke masing-masing elektrode disebut elektroforesis . Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa elektroforesis dapat digunakan untuk
menentukan jenis muatan koloid.
- Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid yang medium dispersinya
cair dibedakan atas koloid liofil dan liofob. Suatu koloid disebut koloid
liofil apabila terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara zat
terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan. Sebaliknya suatu
koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik menarik tersebut tidak ada atau
sangat lemah
Tabel 3. Perbandingan sifat sol liofil dan
sol liofob
Sifat-Sifat
|
Sol Liofil
|
Sol Liofob
|
Pembuatan
|
Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase
terdispersi dengan medium terdispersinya
|
Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase
terdispersi dan medium pendisperinya
|
Muatan partikel
|
Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
|
Memiliki muatan positif atau negative
|
Adsorpsi medium pendispersi
|
Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium
pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan
medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga
menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
|
Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi
medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi
partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
|
Viskositas (kekentalan)
|
Viskositas sol liofil > viskositas medium
pendispersi
|
Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan
viskositas medium pendispersi
|
Penggumpalan
|
Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
|
Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena
mempunyai muatan
|
Sifat reversibel
|
Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil
dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol
dengan penambahan medium pendispersinya
|
Irreversibel artinya sol liofob yang telah
menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
|
Efek Tyndall
|
Memberikan efek Tyndall yang lemah
|
Memberikan efek Tyndall yang jelas
|
Migrasi dalam medan listrik
|
Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak
bermigrasi sama sekali
|
Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis
muatan partikel
|
No comments:
Post a Comment