Monday, May 6, 2013

PERTEMUAN II


PERTEMUAN II

 
Tujuan Pembelajaran :
      1.      Siswa dapat menyebutkan sifat koloid efek Tyndal.
      2.      Siswa dapat menjelaskan sifat koloid gerak Brown.
      3.      Siswa dapat menjelaskan sifat dialisis koloid.
      4.      Siswa dapat memberikan contoh sifat emulsi koloid.
      5.      Siswa dapat menentukan contoh sifat emulsi koloid
      6.      Siswa dapat menjelaskan sifat koagulasi koloid
7.   Siswa dapat menyebutkan koloid lifob dan liofil

  • Sifat – Sifat Koloid
1.     Efek Tyndall
Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut efek tyndall. Partikel koloid dan suspensi cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya. Salah satu cara yang termudah untuk mengenali koloid dengan menjatuhkan seberkas cahaya kepada objek. Larutan sejati akan meneruskan cahaya, sedangkan sistem koloid akan menghamburkan cahaya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati efek Tyndall ini, antara lain :
a.       Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
b.      Sorot lampu  proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu, dan
c.       Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut.


Gambar 12. Penyelidikan Efek Tyndall


2.      Gerak Brown
Apabila dispersi koloid diamati di bawah mikroskop dengan pembesar yang tinggi maka akan tampak adanya partikel yang bergerak dengan arah yang acak (tak berturan), gerkan –gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus. Gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak disebut gerak Brwon. Gerak Brwon ini terjadi karena adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdisperi akan terlontar. Adanya gerak Brwon ini mengakibatkan partikel-partikel koloid relatif stabil meskipun ukurannya relatif besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak sacara terus-menerus, pengaruh dari gaya gravitasi kurang berarti.

Gambar 13. Sketsa gerak Brown di bawah mikrosko ultra
3.      Adsorpsi
Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi (jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi). Sebagai contoh, penyerapan air oleh kapur tulis). Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
Sifat adsorpsi koloid ini telah dipergunakan dalam bidang proses pemurnian gula tebu, pembuatan obat norit, dan proses penjernihan air minum.

Gambar 14. Proses Adsorpsi Fe(OH)3 dan As2S3
4.      Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang tidak rusak dan stabil. Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok. Contoh penerapan koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari adalah:
         a.      Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal 
          besar es atau  gula
   b.      Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan koloid pelindung
   c.      Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloid pelindung

 Gambar 15. Contoh Produk Yang Ditambahkan Koloid Pelindung

5.      Koagulasi 
Dispersi koloid dapat mengalami peristiwa penggumpalan atau koagulasi. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Koagulasi dapat terjadi karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis. Adapun proses koagulasi yang sengaja dilakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah : 

    a. Perebusan telur : telur terjadi koagulasi karena dilakukan perebusan 
  b. Pembuatan yoghurt : pada fermentasi susu akan terbentuk asam laktat yang menggumpal 
dan berasa asam. 
  c. Pembuatan tahu : bubur kedelai ditambahkan larutan elektrolit yaitu CaSO4.2H2O yang    
disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
 d. Pembuatan lateks : getah karet digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format.
  e.Pembentukan delta : delta terbentuk dari hasil pencampuran air sungai  yang mengandung  
koloid tanah liat dan elektrolit yang berasal dari air laut.
  f. Penjernihan air sungai.
  g.Pengolahan asap atau debu.


 Gambar 16. Proses Koagulasi

6.      Dialisis
Kestabilan suatu koloid dapat dipertahankan dengan menambahkan sedikit elektrolit dengan konsentrasi yang tepat kedalam koloid tersebut. Bila konsentrasi elektrolit tidak tepat, maka justru akan terbentuk ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid tersebut. Untuk mencegah adanya ion-ion pengganggu ini ditempuh cara dialisis menggunakan dialisato.
Pada proses dialisis, sistem koloid dimasukan dalam kantong semipermiabel dan dicelupkan kedalam air yang mengalir terus menerus. Kantong semipermiabel ini hanya dapat dilalui oleh ion-ion, sedangkan partikel-partikel tidak dapat melewatinya. Ion-ion yang dikeluarkan dari kantong ini larut dalam air dan mengikuti aliran air. Hal ini mengakibatkan ion-ion yang ada disekitar kantong menembus keluar



Gambar 17. Proses Adsorpsi Fe(OH)3 dan As2S3

7.      Elektroforesis
Elektroforesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. Jika partikel-partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik, berarti partikel koloid tersebut bermuatan listrik. Jika sepasang elektrode dimasukkan ke dalam sistem koloid, partikel koloid yang bermuaran positif akan menuju elektrode negatif (katode) dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju elektrode positif (anode). Pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing elektrode disebut elektroforesis . Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.
Gambar 18. Sel Elektroforesis Sederhana

  •       Koloid Liofil dan Koloid Liofob
        Koloid yang medium dispersinya cair dibedakan atas koloid liofil dan liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan. Sebaliknya suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah

Tabel 3. Perbandingan sifat sol liofil dan sol liofob
Sifat-Sifat
Sol Liofil
Sol Liofob
Pembuatan
Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
Muatan partikel
Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
Memiliki muatan positif atau negative
Adsorpsi medium pendispersi
Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
Viskositas (kekentalan)
Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
Penggumpalan
Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan
Sifat reversibel
Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya
Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
Efek Tyndall
Memberikan efek Tyndall yang lemah
Memberikan efek Tyndall yang jelas
Migrasi dalam medan listrik
Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali
Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel

No comments:

Post a Comment